- Blockchain layanan masyarakat.
- Interoperabilitas antara CBDC (Central Bank Digital Currency) dengan sistem off-chain bank komersial.
- Registrasi aset dan sistem perpajakan dijalankan di blockchain.
- Data bisa diverifikasi dan diaudit secara transparan.
AI On-chain
Selama beberapa tahun terakhir, AI mulai diintegrasikan ke berbagai sektor termasuk keuangan digital. Namun, selama ini, AI hanya digunakan untuk perbincangan atau generasi ide, tetapi tidak punya kemampuan mengeksekusi tindakan. Di sisi lain, Web3 kekurangan tools automation yang cerdas.
Dengan menggabungkan AI di blockchain, akan muncul agen otonom berbasis blockchain yang bisa bertindak, membayar, dan membuat keputusan sendiri. Pengguna bisa punya asisten on-chain yang memberi saran keuangan dan mengeksekusi tindakan secara otomatis.
Dengan integrasi ini, kita akan melihat:
- Agen AI yang melakukan trading secara otonom.
- AI yang berlangganan layanan dan melakukan pembayaran.
- AI yang menjalankan tugas dan mengklaim airdrop bagi pengguna.
- AI yang secara otomatis mengatur posisi on-chain.
- Proyek yang menggunakan AI untuk governance otomatis.
Institusi Finansial CeDeFi
2023-2024 adalah era DEX (Decentralized Exchange). Namun, di 2025-2026, akan ada tren sebaliknya. Pengguna akan kembali menggunakan CEX karena:
- Biaya gas di DEX masih tinggi.
- CEX masih menawarkan pengalaman trading yang lebih digemari.
- CEX mulai masuk ke blockchain dan menjadi CeDeFi.
CEX akan berevolusi menjadi super app yang bisa berperan sebagai pintu masuk ke dunia crypto.
Enterprise Web3
Crypto akan semakin terintegasi ke dunia enterprise. Blockchain akan jadi infrastruktur dasar sebuah bisnis karena:
Pembayaran internasional harus lebih cepat dan murah.
- Keuangan supply chain harus transparan.
- AI butuh sumber data on-chain.
- Perusahaan perlu buku besar (ledger) yang terdesentralisasi.
- Model hybrid antara blockchain pribadi dan publik semakin maatang.
- Tokenisasi aset nyata butuh konektivitas dengan aset enterprise.
Solusi Privasi di Blockchain
Privasi adalah hal lumrah di sistem keuangan tradisional, tetapi blockchain selalu berfokus pada transparansi. Semua transaksi masuk dan keluar tercatat di blockchain.
Namun, jika blockchain publik akan semakin terintegrasi dengan sistem keuangan, perlu ada infrastruktur privasi yang kuat.
Buktinya, crypto Zcash (ZEC) mengalami peningkatan nilai drastis di Q4 2025. Zcash adalah crypto terdesentralisasi yang mirip Bitcoin, tetapi punya fitur menjaga privasi.
Teknologi Crypto Terbaru di 2026
Perkembangan teknologi blockchain akan sangat memengaruhi tren crypto tahun ini.
Blockchain Modular
Infastruktur blockchain modular akan semakin popular. Blockchain modular memisahkan fungsi inti blockchain, seperti konsensus, eksekusi, dan ketersediaan data.
Ini adalah solusi bagi isu skalabilitas dari blockchain monolitik. Dengan infrastruktur blockchain modular, developer bisa membuat jaringan terkustomisasi dan efisien untuk kebutuhan spesifik. Tim juga bisa meluncurkan layer eksekusi tanpa membangun blockchain layer 1 lengkap.
Zero-knowledge Proof (ZKP)
Zero-knowledge proof adalah metode kriptografi untuk membuktikan pengetahuan atas data tanpa membocorkan data itu sendiri. Hal ini meningkatkan privasi dan memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan ringan, terutama di jaringan blockchain layer 2 dan sistem yang menekankan privasi.
Blockchain-as-a-Service (BaaS)
Teknologi BaaS akan membuat adopsi blockchain lebih sederhana melalui solusi scalable berbasis cloud. Perusahaan tidak lagi harus mengelola infrastruktur kompleks, dan cukup menggunakan tools untuk menjalankan smart contract, membangun dAps (Decentralized Apps), dan mengelola data secara aman.
Sektor yang Bertumbuh Pesat di 2026
Selama ini, teknologi crypto dan blockchain sudah terintegrasi di sektor keuangan. Namun, di tahun 2026, crypto dan blockchain akan semakin berkembang pesat di sektor-sektor ini.
Kesehatan
- Penyimpanan identitas pasien di blockchain.
- Transfer data pasien lebih mudah dan aman.
- Blockchain bisa diintegrasikan dengan Internet of Medical Things (IoMT).
- Arus supply chain untuk peralatan medis mudah dilacak.
Financial Technology
- Tokenisasi aset nyata seperti obligasi dan pasar uang.
- Implementasi CBDC (Central Bank Digital Currency) di jaringan blockchain bersama yang diegulasi negara.
- Token deposit yang dipatok 1:1 dengan deposit tradisional.
Artificial Intelligence
- Blockchain bisa menyediakan kerangka AI yang bisa diverifikasi. Versi model, dataset, dan patokanperforma akan tercatat di blockchain.
- Blockchain bisa digabungkan dengan teknologi privasi seperti MPC (multiparty computation), Zero-knowledge proof, dan confidential computing agar AI mampu menganalisis data tanpa membocorkan informasi mentah.
- Blockchain berperan sebagai tulang punggung governance AI.
- Smart contract diperkuat dengan AI.
Potensi Regulasi Crypto di 2026
Amerika Serikat, sebagai salah satu negara pemimpin di industri crypto, telah mengambil berbagai langkah menuju kejelasan crypto di mata hukum di tahun 2025, contohnya mengesahkan Undang-Undang GENIUS tentang stablecoin.
Tak hanya Amerika Serikat, kerangka legislasi mengenai crypto disahkan di negara-negara lain. Contohnya, Inggris baru saja mengakui crypto sebagai properti.
Sementara di Indonesia sendiri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 23 Tahun 2025 yang memperluas ruang lingkup aset keuangan digital sehingga mencakup derivative.
Di tahun 2026, regulasi crypto di berbagai negara akan terus berevolusi. Ada kemungkinan layanan finansial akan mulai melaporkan aset digital di buku kas, atau mulai bertransaksi di blockchain. Regulasi crypto yang lebih jelas juga berarti pembangunan modal bisa dilakukan secara on-chain melalui pembuatan token oleh startup dan perusahaan besar.
Saat ini, kemungkinan-kemungkinan ini masih spekulasi. Namun, dengan regulasi crypto yang semakin jelas, kelas aset crypto akan diangkat.
Prediksi Pasar Crypto di 2026
Di tahun 2026, pasar crypto di bawah ini diprediksi mengalami kenaikan besar.
Prediction Market
Salah satu tren crypto tahun ini adalah prediction market yang mulai perhatian investor. Institusi berskala besar bahkan mulai masuk dan membangun prediction market. Contohnya:
- Polymarket kembali ke pasar AS di November dengan fokus pertaruhan pertandingan olahraga.
- Trump Media & Technology Group akan memasuki bisnis prediction market.
Tahun 2026 mendatang, prediction market diperkirakan akan semakin mainstream. Namun, masih ada jurang besar antara pasar on-chain dan off-chain, sehingga sektor prediction market harus fokus mengintegrasikan dua pasar ini di tahun 2026.
Stablecoin
2026 diprediksi menjadi tahun regulasi stablecoin. Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Singapura, Uni Emirat Arab, sampai Hong Kong akan fokus menetapkan:
- Batas penerbitan stablecoin (cadangan, audit, lisensi)
- Peraturan sirkulasi on-chain
- Interoperabilitas antara bank dan stablecoin
- Standar wallet (KYC/KYT)
Di 2026, dunia stablecoin bukan lagi “USDT vs USDC”, melainkan persaingan kompetitif antara stablecoin skala nasional, stablecoin komersial, dan stablecoin industri.
Tokenisasi Aset Nyata (Real-World Asset)
Di akhir tahun 2025, tokenisasi aset nyata (RWA) sudah bukan lagi konsep, melainkan tren crypto tahun ini. Tahun 2026 akan menjadi tahun pertama untuk ekspansi tokenisasi aset nyata dalam skala penuh. Tokenisasi aset nyata akan menyentuh:
- Obligasi perusahaan
- Hak pendapatan real estate
- Komoditas seperti emas dan minyak
- Invoice
- Ekuitas pribadi
- Keuangan supply chain
Inti dari tokenisasi aset nyata adalah membuat aset global bersikulasi di blockchain sebagai token.
Kesimpulan
Memasuki tahun 2026, crypto akan berkembang menjadi lebih luas dan scalable. Crypto akan terus terintegrasi dengan institusi finansial dan bahkan negara. Perkembangan regulasi crypto yang semakin jelas pun akan mendukung pertumbuhan aset digital ini.
Bagaimana Indonesia menanggapi perkembangan crypto yang pesat? Ketahui regulasi crypto terbaru di Indonesia melalui artikel Regulasi Crypto di Indonesia 2025: Panduan Lengkap untuk Peneliti Token.