Aset yang Bisa Ditokenisasi
Ada sangat banyak aset yang bisa ditokenisasi, misalnya:
- Real estate: Properti residensial dan komersial, tanah kosong
- Komoditas: Minyak, produk agrikultur, logam mulia seperti emas
- Seni dan barang koleksi: Seni digital, lukisan, patung, dan barang langka
- Instrumen finansial: Obligasi, saham, dan sekuritas tradisional lainnya
- Intellectual property: Royalti dari musik, paten, dan trademark
- Barang mahal: Jam mewah, perhiasan, dan mobil vintage
Teknologi dan Regulasi Tokenisasi Aset Nyata
Teknologi Tokenisasi Aset Nyata
Dalam penerapannya, tokenisasi aset nyata memiliki infrastruktur teknologi seperti berikut:
- Blockchain: Jual beli, distribusi, dan penyimpanan tokenisasi aset nyata berlangsung di blockchain publik maupun privat.
- Standar Token: Umumnya, token fungible menggunakan ERC-20 jika berada di blockchain Ethereum. Non-fungible token (NFT) menggunanakan standar ERC-721.
- Smart Contract: Transaksi dan pemindahan kepemilikan atas tokenisasi aset nyata dilakukan secara otomatis menggunakan smart contract.
- Metadata: Menghubungkan aset digital dengan kerangka legal, finansial, dan operasional aset tersebut di dunia nyata.
- Oracle: Menghubungkan aktivitas blockchain dengan fakta off-chain agar tokenisasi aset nyata tetap mematuhi kerangka legal dan finansial.
Regulasi Tokenisasi Aset Nyata
Peraturan mengenai tokenisasi aset nyata berbeda untuk tiap negara. Di Indonesia, peraturan mengenai pemanfaatan aset kripto, termasuk tokenisasi aset nyata, sedang dikaji OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Dilansir dari Bisnis.com, tokenisasi aset nyata seperti emas, SBN (Surat Berharga Negara), dan properti sudah masuk ke regulatory sandbox OJK.
Setelah setahun berada di sandbox OJK, tokenisasi emas dinyatakan mendapat persetujuan OJK. Dengan demikian, semua transaksi tokenisasi komoditas emas terdaftar, diatur, diregulasi, dan dipantau oleh OJK.
Manfaat dan Tantangan Tokenisasi Aset Nyata
Manfaat Tokenisasi Aset Nyata
- Meningkatkan Likuiditas: Aset fisik yang sulit diperdagangkan atau mahal bisa dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan diperjualbelikan secara global.
- Meningkatkan Akses: Tokenisasi aset nyata memungkinkan investor memiliki sebagian aset alih-allih harus membeli seluruhnya. Hal ini membuka akses ke investor baru dengan modal kecil.
- Meningkatkan Efisiensi: Transaksi aset fisik biasanya butuh proses panjang dan ribet. Namun, transaksi tokenisasi aset nyata difinalisasi secara otomatis oleh smart contract.
- Transparan: Transaksi bisa diverifikasi oleh siapa saja, sehingga mencegah penipuan dan mendorong kepatuhan terhadap aturan.
- Hemat Biaya: Tidak butuh makelar atau pihak perantara untuk membeli sebuah aset.
Tantangan Tokenisasi Aset Nyata
- Regulasi: Regulasi tiap negara tentang tokenisasi aset nyata masih beragam. Platform harus cepat dan proaktif dalam menanggapi perubahan regulasi di berbagai jurisdiksi.
- Risiko Kustodial: Aset tokenisasi disimpan di crypto wallet yang dikelola pihak ketiga, misalnya institusi finansial. Jika private key hilang atau dicuri, kepemilikan terhadap aset bisa hilang.
- Risiko Oracle: Jika oracle diserang hacker, blockchain bisa menerima data real-time yang salah, sehingga harga aset bisa tidak sesuai dengan kondisi nyata.
- Valuasi Pasar: Tokenisasi aset nyata harus memiliki harga yang mencerminkan nilai di dunia nyata, sekaligus mengendalikan volatilitas spekulatif.
Contok Proyek Tokenisasi Aset Nyata
Chainlink (LINK)
Jaringan oracle terdesentralisasi yang berperan penting dalam tokenisasi aset nyata dengan cara menghubungkan data off-chain dengan ekosistem on-chain.
Chainlink mentenagai hampir semua protokol yang melakukan tokenisasi aset nyata menggunakan konsensus Proof of Reserve.
Algorand (ALGO)
Platform blockchain yang memfasilitasi tokenisasi aset nyata menggunakan kerangka Algorand Standard Assets (ASA). Beberapa aset nyata yang sudah ditokenisasi melalui blockchain ini antara lain real estate, komoditas, dan intellectual property.
Centrifuge (CFG)
Protokol yang menghubungkan Decentralized Finance (DeFi) dengan bisnis dunia nyata. Produk utamanya adalah Tinlake, platform pooling aset nyata seperti invoice, real estate, dan royalti untuk investasi.
Ondo Finance (ONDO)
Bank investasi terdesentralisasi yang menghadirkan aset tradisional ke blockchain. Salah satu produk utamanya adalah Ondo Short-Term US Government Bond Fund (OUSG), surat utang AS yang telah ditokenisasi.
Pax Gold (PAXG)
Token berbasis Ethereum yang dijamin oleh emas fisik. Setiap unit PAXG dipatok dengan satu troy ounce emas murni. Pemegang token PAXG punya kepemilikan atas emas tanpa memusingkan bagaimana cara menyimpan emas fisik dengan aman.
Pendle (PENDLE)
Platform untuk tokenisasi dan perdagangan imbal hasil (yield). Jadi, aset dipecah menjadi dua jenis token: token nilai pokok (principal token) dan token imbal hasil (yield token). Kedua token ini bisa diperdagangkan secara terpisah. Aset yang menghasilkan imbal hasil seperti surat utang negara sangat cocok dengan konsep ini.
FAQ
Apakah tokenisasi aset nyata aman?
Secara umum, tokenisasi aset nyata aman jika dilakukan di blockchain yang terpercaya dan sudah diaudit untuk mencegah risiko smart contract. Namun, tanpa aturan yang jelas, pemilik token mungkin kesulitan menggunakan hak-hak kepemilikan atas suatu aset. Oleh karena itu, investor harus memilih platform jual-beli tokenisasi aset nyata dengan reputasi baik.
Apa keuntungan tokenisasi aset nyata?
Keuntungan tokenisasi aset nyata mencakup:
- Likuiditas lebih tinggi.
- Pengelolaan onchain yang transparan.
- Hambatan transaksi lebih kecil daripada aset tradisional.
- Akses ke pertukaran aset lebih mudah.
Apakah Indonesia punya tokenisasi aset nyata?
Ya, Indonesia sudah punya produk tokenisasi aset properti pertama melalui skema Dana Investasi Real Estate (DIRE) berbasis teknologi blockchain. Skema ini adalah hasil kerja sama BTN (Bank Tabungan Negara) selaku pemilik aset, PT Reliance Manajer Investasi (RMI) sebagai manajer investasi, dan D3 Labs sebagai penyedia teknologi blockchain
BTN menyediakan aset properrti yang akan ditokenisasi oleh D3 Labs. Nantinya, penerbit produk DIRE adalah pemilik properti yang aktif menjadi debitur BTN. Aset tersebut kemudian akan dikelola oleh RMI.
Bagaimana masa depan tokenisasi aset nyata?
Beberapa tren utama akan membentuk masa depan tokenisasi aset nyata:
- Stablecoin teregulasi akan membuat finalisasi transaksi lebih mudah dan bebas hambatan.
- Tokenisasi aset nyata bisa berpindah dari satu blockchain ke blockchain lain berkat interoperabilitas yang meningkat.
- Kerangka hukum blockchain terus berevolusi untuk menyelesaikan masalah kepemilikan aset digital tanah dan IP.
- Teknologi oracle lebih canggih untuk meningkatkan kepercayaan investor.
Kesimpulan
Tokenisasi aset nyata adalah salah satu peluang terbesar di dunia keuangan digital saat ini. Perkembangan teknologi akan terus membuat tokenisasi aset nyata lebih cepat, aman, dan aksesibel. Suatu saat nanti, siapa saja bisa menjadi pemilik real estate, emas, atau karya seni unik tanpa butuh modal besar.
Sama seperti token digital lainnya, aset nyata yang sudah ditokenisasi disimpan dalam blockchain dan bisa diakses melalui crypto wallet. Pelajari cara memilih wallet yang aman di artikel Cara Memilih Crypto Wallet Terbaik untuk Pemula.