Indikator Trading Harian Umum
Trader yang menerapkan strategi trading crypto harian menggunakan indikator tren harga untuk membantu membuat keputusan beli atau jual. Berikut beberapa indikator trading crypto harian yang umum digunakan.
On-balance Volume (OBV)
Volume keseimbangan atau on-balance volume adalah indikator momentum yang menunjukkan apakah volume kumulatif mengalir ke dalam atau ke luar suatu aset. Jika OBV naik, pasar sedang tertarik membeli. Sebaliknya, OBV rendah menandakan tekanan jual yang tinggi.
Accumulation/Distribution Line (ADL)
Indikator berbasis volume yang menunjukkan arus uang ke dalam atau ke luar aset. Indiaktor ini membantu trader mengetahui apakah sebuah aset sedang dijual atau dibeli di pasar. ADL naik berarti tekanan beli tnggi, sementara ADL turun berarti tekanan jual tinggi.
Relative Strength Index (RSI)
RSI adalah indikator dari 0 sampai 100 yang mengukur perubahan harga dan kecepatannya. RSI di atas 70 berarti aset overbought, sementara RSI di bawah 30 menandakan aset oversold. RSI digunakan untuk mengidentifikasi titik rebound potensial dan menghitung timing posisi masuk dan keluar.
Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD mengidentifikasi momentum dan arah tren menggunakan dua garis, yaitu garis MACD dan garis sinyal. Jika garis MACD melintang di atas garis sinyal, aset kemungkinan masuk zona bullish. Sementara, jika garis MACD melintang di bawah garis sinyal, aset masuk zona bearish.
Fibonacci Retracement
Indikator strategi trading crypto harian untuk mengidentifkasi level support dan resistance. Indikator ini menggunakan pola Fibonacci untuk menemukan level-level di mana harga kemungkinan stabil atau berbalik ke arah tertentu. Level-level ini antara lain 23. 6%, 38. 2%, 50%, dan 61. 8%.
Baca Juga: Apa Itu Fibonacci dalam Trading Crypto?
5 Strategi Trading Crypto Harian
Strategi trading crypto harian ada beragam. Berikut beberapa metode yang paling populer.
Breakout Trading
Breakout trading adalah salah satu strategi trading crypto harian yang paling populer. Sesuai namanya, trader mencari aset kripto yang sedang bergerak sideways untuk beberapa waktu, lalu menunggu “breakout” alias pergerakan harga signifikan sebelum membeli atau menjual.
Cara menerapkan strategi breakout trading:
- Identifikasi level support dan resistance dengan chart timeframe 15 atau 30 menit.
- Pasang notifikasi jika harga mendekati level tersebut.
- Saat terjadi breakout dengan volume signifikan, masuk posisi.
- Tetapkan target profit sebesar 2-5%, tergantung volatilitas aset.
- Pasang stop-loss di bawah level breakout agar tidak kehilangan modal.
Momentum Trading
Momentum trading adalah strategy trading crypto harian yang memanfaatkan kekuatan tren harga yang sedang berlangsung. Strategi ini mengasumsikan bahwa aset yang sedang bergerak ke satu arah akan terus bergerak ke arah yang sama dalam jangka pendek.
Cara menerapkan strategi momentum trading:
- Gunakan beberapa indikator teknikal untuk analisis crypto seperti Moving Average dan Relative Strength Index (RSI).
- Identifikasi aset crypto yang sedang menunjukkan kenaikan harga dan volume.
- Masuk posisi ketika momentum terlihat jelas, misalnya saat RSI bergerak di atas 60.
- Tetapkan take profit berdasarkan level resistance terdekat.
- Amankan profit menggunakan trailing stop.
Scalping
Scalping adalah strategi trading crypto harian yang ekstra intensif. Trader menjual atau membeli crypto dalam hitungan menit untuk mendapat keuntungan kecil, tetapi konsisten.
Cara menerapkan strategi scalping:
- Gunakan chart timeframe 1-5 menit.
- Fokus pada spread bid-ask yang sempit dan volume trading tinggi.
- Lihat level likuiditas melalui order book.
- Targetkan profit kecil (0,5-2%) per transaksi.
- Perhatikan biaya platform agar tidak memakan keuntungan. Pilih exchange dengan biaya rendah.
Mean Reversion
Kalau momentum trading mengasumsikan harga akan tetap bergerak ke arah yang sama, maka mean reversion adalah strategi sebaliknya. Strategi trading crypto harian ini berasumsi harga crytpo akan kembali ke nilai rata-rata setelah mengalami gerakan ekstrem.
Cara menerapkan strategi mean reversion:
- Gunakan indikator untuk mendeteksi kondisi ekstrem, seperti RSI dan Bollinger Bonds.
- Masuk posisi short saat RSI di atas 70, yang menunjukkan pasar berada di kondisi jenuh beli (overbought).
- Masuk posisi long saat RSI di bawah 30, yang menunjukkan pasar berada di kondisi jenuh jual (oversold).
- Targetkan profit ketika harga kembali ke moving average.
- Tetapkan stop loss ketat, sebab harga bisa terus bergerak ke zona ekstrem.
Arbitrage
Arbitrage adalah strategi trading crypto harian yang memanfaatkan perbedaan harga jual dan beli suatu crypto di dua exchange berbeda.
Cara menerapkan arbitrage trading:
- Buat akun di beberapa exchange ternama.
- Pantau harga crypto di berbagai exchange. Gunakan tools seperti CoinMarketCap untuk mempermudah proses ini.
- Beli crypto di exchange di mana aset tersebut undervalued (harga lebih rendah).
- Segera jual di exchange di mana aset tersebut overvalued (harga lebih tinggi).
- Perhatikan slippage dan biaya platform di tiap exchange.
- Gunakan bot untuk trading otomatis.
Risiko Trading Crypto Harian
Trading crypto harian memang bisa memberi keuntungan cepat, tetapi strategi ini tetap punya beberapa risiko yang harus diketahui pemula.
Risiko Likuiditas dan Slippage
Tidak semua aset crypto cocok untuk strategi trading crypto harian karena likuiditas yang berbeda-beda. Selain itu, aset dengan volume trading rendah rentan mengalami slippage, yaitu perbedaan antara harga yang diharapkan dengan harga sebenarnya.
Overtrading
Banyak trader terjebak dalam pola overtrading, yaitu melakukan terlalu banyak transaksi dalam satu hari karena takut kehilangan peluang atau ingin “membalas dendam” setelah megnalami kerugian. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi psikologis, sehingga strategi trading crypto harian harus dilakukan dengan tingkat kewaspadaan dan fokus yang tinggi.
Sinyal Palsu dari Indikator
Meski sudah memakai indikator teknikal seperti RSI dan Moving Average, angka-angka pada indikator tidak bisa dipercaya begitu saja. Ada kemungkinan indikator hanya menunjukkan sinyal palsu.
Sebuah analisis menunjukkan bahwa tingkat akurasi Exponential Moving Average untuk Bitcoin pada periode 2017-2023 hanya 53,33%. Sementara itu, akurasi Relative Strength Index Bitcoin di periode yang sama adalah 75%. Ini berarti indikator teknikal tidak selalu benar. Trader harus menggunakan indikator sebagai alat pembantu dalam membuat keputusan, bukan panduan mutlak.
Kesalahan Umum Saat Trading Crypto Harian
Ada beberapa kesalahan umum saat trading crypto harian yang harus dihindari.
- Overtrading: Terlalu sering trading dalam jangka pendek bisa membuat biaya platform menggunung.
- Tidak ada manajemen risiko: Selalu tetapkan stop-loss di setiap transaksi dan jangan menginvestasikan seluruh modal di satu trade.
- Revenge trading: Kadang trader ingin “membalas dendam” setelah mengalami kerugian. Namun, mereka justru bisa mengalami kerugian beruntun karena tidak membuat keputusan rasional.
- Tidak melakukan riset: Selalu terapkan analisis teknikal dan fundamental dalam trading. Pelajari cara membaca grafik harga dan siapkan strategi dalam membuat keputusan.
- Tidak disiplin: Jangan meninggalkan strategi karena rasa serakah atau takut.
Kesimpulan
Strategi trading crypto harian memang menantang, tetapi jika dilakukan dengan benar, trader bisa mendapat keuntungan yang konsisten setiap hari. Agar trading harian sukses, Anda harus disiplin dan menerapkan strategi trading yang tepat. Cobalah berlatih trading harian dengan akun demo sebelum berkomitmen menggunakan dana betulan.
Trading harian atau day trading hanya salah satu strategi trading crypto yang umum. Pelajari berbagai strategi trading crypto di artikel Trading Crypto Adalah: Pengertian, Cara Kerja, Jenis, dan Strategi untuk Maksimalkan Profit.