APR Adalah: Pengertian, Rumus, dan Cara Menggunakannya dalam Dunia Crypto & Keuangan

Published Date:October 16, 2025Read Time:3 menit
profile picture

DRX Admin

APR Adalah: Pengertian, Rumus, dan Cara Menggunakannya dalam Dunia Crypto & Keuangan

Dalam dunia keuangan dan crypto, istilah APR sering muncul saat Anda membaca tentang staking, yield farming, atau lending platform. Tapi apa sebenarnya arti APR, dan bagaimana cara kerjanya?

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu APR (Annual Percentage Rate) — mulai dari pengertian, rumus perhitungannya, hingga perbedaannya dengan APY yang sering membuat banyak investor pemula bingung.

Apa Itu APR dan Mengapa Penting Dipahami

APR (Annual Percentage Rate) adalah tingkat bunga tahunan yang menunjukkan berapa besar bunga atau imbal hasil yang akan diperoleh atau dibayar dalam satu tahun — tanpa memperhitungkan bunga berbunga.

Dalam keuangan tradisional, APR sering digunakan untuk menjelaskan:

  1. Bunga kartu kredit,
  2. Pinjaman bank,
  3. Atau deposito berjangka.

Sedangkan di dunia crypto dan DeFi (Decentralized Finance), APR digunakan untuk menggambarkan potensi imbal hasil dari staking, yield farming, atau liquidity mining.

Contoh sederhana:

Jika Anda men-stake 1.000 token dengan APR 12%, maka dalam satu tahun Anda akan memperoleh tambahan 120 token — total 1.120 token, dengan asumsi bunga tidak di-compound (tidak berbunga-bunga).

Pengertian APR dalam Dunia Keuangan dan Crypto

Secara harfiah, APR adalah “tingkat persentase tahunan” — yaitu ukuran standar untuk menilai berapa besar bunga tahunan dari suatu pinjaman atau investasi.

Namun, fungsi APR bisa berbeda tergantung konteksnya:

1. Dalam keuangan tradisional

APR menggambarkan biaya pinjaman tahunan, termasuk bunga dan biaya administrasi.

Contohnya:

  1. Kartu kredit dengan APR 18% berarti bunga tahunan yang dikenakan 18% dari total saldo jika tidak dibayar penuh.
  2. Pinjaman kendaraan dengan APR 10% berarti biaya pinjaman tahunan adalah 10% dari total pokok.

2. Dalam crypto dan DeFi

APR berfungsi sebagai indikator estimasi return tahunan yang bisa diperoleh dari:

  1. Staking token (misalnya di DRX Token atau Ethereum 2.0),
  2. Yield farming (misalnya di PancakeSwap, Aave, atau Uniswap),
  3. Lending crypto (misalnya di platform seperti Compound).

APR membantu investor membandingkan imbal hasil dari berbagai platform tanpa perlu menghitung bunga berbunga — menjadikannya metrik yang sederhana dan langsung.

Rumus APR dan Cara Menghitungnya

Rumus umum APR cukup sederhana:

Namun dalam praktiknya, APR bisa bervariasi tergantung apakah ada biaya tambahan atau tidak.

🔸 Contoh dasar:

Anda berinvestasi 1.000 USDT di platform staking dengan bunga 10% per tahun.

Maka:

Artinya, setelah satu tahun Anda akan mendapatkan tambahan 100 USDT, total menjadi 1.100 USDT.

🔸 Contoh di dunia DeFi:

Misal, sebuah liquidity pool di PancakeSwap menawarkan APR sebesar 40%.

Jika Anda menyetor likuiditas senilai 500 USDT, maka estimasi return Anda per tahun adalah:

500×40%=200 USDT

Namun, ini tidak termasuk bunga berbunga dan tidak mempertimbangkan fluktuasi harga token (impermanent loss).

APR dalam Dunia Crypto dan DeFi

APR banyak digunakan dalam ekosistem DeFi (Decentralized Finance) untuk menunjukkan potensi pengembalian investasi dari aktivitas seperti:

1. Staking Token

Platform staking seperti DRX, Ethereum, atau Solana menawarkan APR tertentu bagi pengguna yang mengunci token mereka untuk membantu jaringan tetap aman.

  1. Misalnya: Staking DRX Token menawarkan APR 15%.
  2. Jika Anda men-stake 1.000 DRX selama satu tahun, Anda akan memperoleh 150 token tambahan.

2. Yield Farming

Di sini, APR menunjukkan seberapa besar imbal hasil tahunan yang diperoleh dari memberikan likuiditas di DEX seperti PancakeSwap, Uniswap, atau SushiSwap.

Namun, angka APR bisa berubah tergantung:

  1. Volume transaksi,
  2. Total dana terkunci (Total Value Locked / TVL),
  3. Reward token yang didistribusikan.

3. Lending & Borrowing

Pada platform seperti Aave, Compound, atau Venus, APR juga digunakan untuk menunjukkan suku bunga pinjaman dan imbal hasil pemberi pinjaman (lender).

  1. Borrow APR → bunga yang dibayar oleh peminjam.
  2. Supply APR → bunga yang diterima pemberi pinjaman.

Perbedaan APR vs APY: Mana yang Lebih Menguntungkan?

Meski sekilas mirip, APR dan APY memiliki perbedaan mendasar pada aspek bunga berbunga (compounding).

AspekAPRAPY


SingkatanAnnual Percentage RateAnnual Percentage Yield
KomponenTidak termasuk bunga berbungaTermasuk bunga berbunga
Cocok untukImbal hasil tetap / pinjamanStaking atau yield farming dengan auto-compounding
RumusBunga tahunan ÷ pokok(1 + r/n)^n - 1
Hasil akhirLebih rendahLebih tinggi (karena compounding)

🔸 Contoh perbedaan nyata:

Jika APR = 15% dan bunga dikompaun bulanan (12 kali setahun):

Artinya, meski APR hanya 15%, APY menghasilkan imbal hasil efektif 16,08% karena efek bunga berbunga.

Itulah sebabnya, banyak platform DeFi lebih suka menampilkan APY ketimbang APR untuk menunjukkan hasil yang lebih realistis.

Rekomendasi Bacaan Lanjutan:
Apa Itu APY: Cara Kerja, Rumus, dan Contohnya di Dunia DeFi
Liquidity Pool Adalah: Pengertian dan Cara Kerjanya di DeFi
Volatility Adalah: Mengapa Pasar Crypto Sangat Berfluktuasi
Cara Staking DRX Token untuk Pemula

Cara Membaca APR di Platform DeFi

Melihat angka APR besar di dApp seperti PancakeSwap, Aave, atau Uniswap memang menggoda. Tapi penting untuk memahami konteksnya:

1. Jangan hanya lihat angkanya

APR tinggi bukan berarti pasti menguntungkan. Kadang platform baru menaikkan APR untuk menarik likuiditas (seperti 200–500%) — namun bisa turun drastis saat pengguna lain ikut masuk.

2. Perhatikan jenis reward

Apakah reward dibayarkan dalam token yang stabil (seperti USDT/USDC) atau token proyek itu sendiri (seperti CAKE, DRX, atau UNI)?

Token reward yang nilainya fluktuatif bisa mempengaruhi hasil akhir.

3. Cek mekanisme compounding

Jika platform tidak memiliki fitur auto-compounding, berarti imbal hasil Anda dihitung berdasarkan APR murni, bukan APY.

Namun, Anda bisa meningkatkan hasilnya dengan manual reinvestment — mengklaim reward dan menambahkannya kembali ke pool.

Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan APR

Kelebihan

  1. Mudah dipahami: Hanya menghitung bunga tahunan tanpa komponen tambahan.
  2. Transparan: Cocok untuk pinjaman atau staking tetap.
  3. Standar umum: Digunakan secara luas di sektor keuangan dan DeFi.

Kekurangan

  1. Tidak memperhitungkan bunga berbunga: Hasil sebenarnya bisa lebih tinggi (jika ada compounding).
  2. Kurang akurat untuk staking otomatis: APY memberikan gambaran yang lebih realistis.
  3. Bisa menyesatkan jika reward token berfluktuasi.

Contoh Nyata: Menghitung APR dan APY di Staking DRX Token

Mari kita buat ilustrasi sederhana agar lebih mudah dipahami:

  1. Anda staking 1.000 DRX Token dengan APR 20%
  2. Platform melakukan compounding mingguan (52 kali setahun)

Tanpa compounding (APR)

1.000×20%=1.200 DRX setelah 1 tahun

Dengan compounding mingguan (APY)

Selisih 21 token (1.221 – 1.200) berasal dari efek bunga berbunga mingguan.

Kesimpulan: APR Adalah Dasar Penting Sebelum Berinvestasi

APR adalah kompas utama bagi investor dan pengguna DeFi untuk memahami estimasi imbal hasil atau biaya pinjaman.

Namun, APR bukan angka pasti — hasil aktual bisa berbeda tergantung apakah ada bunga berbunga (APY), volatilitas harga, atau mekanisme distribusi reward.

Sebelum Anda berinvestasi di platform DeFi, pastikan untuk:

  1. Membaca dokumentasi proyek,
  2. Memahami perbedaan APR dan APY,
  3. Dan menghitung potensi hasil realistis sesuai risiko pasar.

Karena di dunia kripto, angka besar sering menarik perhatian tapi pemahaman mendalam-lah yang melindungi aset Anda.