Apa Itu Layer-2 Blockchain? Cara Kerja & Keunggulannya Dibanding Layer-1

Published Date:December 30, 2025Read Time:4 menit
profile picture

DRX Admin

Apa Itu Layer-2 Blockchain? Cara Kerja & Keunggulannya Dibanding Layer-1

Seiring bertambahnya popularitas dan penggunaan blockchain, sebuah infrastruktur blockchain harus bisa menanggung lebih banyak beban kerja dan pengguna. Di saat yang sama, blockchain harus bisa mempertahankan desentralisasi dan keamanannya.

Oleh karena itu, muncul inovasi layer 2 sebagai solusi skalabilitas blockchain. Apa itu layer 2 dan mengapa blockchain membutuhkannya? Artikel ini akan membahas cara kerja layer 2, keunggulannya dibandingkan layer 1, dan contoh-contoh layer 2 populer.

Ringkasan Singkat:

  1. Layer 2 blockchain adalah sistem, jaringan, atau teknologi off-chain yang dibangun di atas blockchain utama.
  2. Layer 2 blockchain diperlukan agar blockchain bisa meningkatkan skalabilitas sambil tetap mempertahankan keamanan dan desentralisasi.
  3. Jenis layer 2 blockchain terbagi menjadi rollup, state channel, plasma, dan sidechain.

Apa Itu Layer 2 Blockchain?

Layer 2 adalah segala sistem, jaringan, atau teknologi off-chain yang dibangun di atas layer 1 (jaringan blockchain utama). Fungsi umumnya adalah meningkatkan kapabilitas dari layer 1.

Layer 2 terdiri atas dua bagian, yaitu jaringan yang memproses transaksi dan smart contract di layer 1 yang menyelesaikan masalah dan mencapai konsensus berdasarkan kondisi jaringan layer 2.

Kenapa Layer 2 Blockchain Dibutuhkan?

Layer 2 pada blockchain dibutuhkan sebagai solusi skalabilitas blockchain. Pada dasarnya, blockchain punya tiga fitur utama: keamanan, desentralisasi, dan skalabilitas. Namun, blockchain sulit menyeimbangkan ketiga aspek ini.

Vitalik Buterin, co-founder Ethereum, menyebut ini sebagai trilema skalabilitas blockchain. Jika blockchain ingin meningkatkan skalabilitas, ia tidak bisa mempertahankan jaringan yang aman dan terdesentralisasi.

Keterbatasan skalabilitas muncul karena blockchain ditugaskan untuk mengerjakan terlalu banyak hal. Oleh karena itu, teknologi layer 2 muncul untuk meringankan beban kerja yang harus dieksekusi blockchain utama.

Jenis Layer 2 Blockchain

Cara kerja layer 2 bisa dipahami lewat jenis-jenisnya.

Rollup

Rollup adalah solusi skalabilitas layer 2 yang memungkinkan jaringan blockchain memproses transaksi dalam jumlah besar di luar jaringan (off-chain) sambil tetap mempertahankan keamanan dan desentralisasi layer 1.

Ini dilakukan dengan mengumpulkan banyak transaksi di luar chain dan mengumpulkannya ke layer 1 sebagai satu batch, sehingga mengurangi beban di jaringan blockchain utama.

Ada dua jenis rollup yang utama:

  1. Optimistic Rollup: Beroperasi dengan asumsi semua transaksi valid secara default. Optimistic rollup tidak mengecek validitas transaksi satu per satu. Pengecekan hanya terjadi jika ada sanggahan dari pengguna lain di periode sanggahan.
  2. Kelebihan:
  3. Transaksi lebih cepat
  4. Implementasi lebih mudah
  5. Kompatibel dengan smart contract Ethereum yang sudah ada
  6. Kekurangan:
  7. Waktu withdrawal lebih lama akibat periode sanggahan
  8. Potensi sanggahan palsu
  9. Bergantung pada game theory untuk keamanan
  10. Zero-Knowledge (ZK) Rollup: Menggunakan bukti kriptografi yang disebut Zero-Knowledge Proof untuk memvalidasi transaksi off-chain. Bukti ini dikumpulkan ke layer 1 blockchain.
  11. Kelebihan:
  12. Finalisasi transaksi nyaris instan
  13. Keamanan tinggi
  14. Peningkatkan privasi
  15. Kekurangan:
  16. Implementasi lebih kompleks
  17. Pembuatan bukti kriptografi butuh daya komputer tinggi
  18. Tidak selalu cocok untuk semua jenis aplikasi

State Channel

Kanal komunikasi dua arah dalam sebuah jaringan blockchain. State channel memungkinkan dua pihak atau lebih untuk bertransaksi secara langsung di luar chain lewat sebuah kanal komunikasi privat.

State channel sangat berguna untuk aplikasi yang butuh interaksi rutin antara dua pihak yang sama, misalnya gaming, pembayaran mikro, dan layanan real-time.

Sidechain

Secara teknis, sidechain tidak dibangun di atas layer 1 blockchain. Sidechain berfungsi sebagai blockchain mandiri yang berjalan paralel dengan layer 1. Sidechain dan blockchain utama dihubungkan lewat sebuah jembatan dua arah.

Dengan jembatan ini, pengguna bisa mentransfer aset antara chain utama dan sidechain. Selain itu, sidechain punya mekanisme konsensus sendiri yang terpisah dari chain utama.

Plasma

Solusi skalabilitas untuk blockchain Ethereum. Plasma memfasilitasi transaksi bervolume tinggi di luar blockchain utama dengan menggunakan serangkaian chain kecil dan mandiri yang disebut Plasma chain atau child chain.

Secara teknis, child chain adalah tiruan versi kecil dari blockchain Ethereum utama. Tiap child chain adalah smart contract yang bisa dikustomisasi untuk berbagai kebutuhan.

Setiap side chain berfungsi sebagai blockchain mandiri dengan peraturan dan konsensus masing-masing, tetapi semuanya masih terhubung dengan chain utama.

Contoh Layer 2 Blockchain Populer

Berikut contoh solusi layer 2 blockchain yang meningkatkan skalabilitas dan efisiensi blockchain utamanya.

Arbitrum

Contoh optimistic rollup yang digunakan di Ethereum. Dengan Arbitrum, transaksi dapat diproses lebih cepat tanpa mengorbankan keamanan dan desentralisasi.

zkSync

Contoh solusi layer 2 yang menggunakan zk-Rollup. zkSync menggunakan zero-knowledge proof untuk memverifikasi transaksi.

Optimism

Solusi optimistic rollup yang berfokus pada skalabilitas Ethereum. Teknologi ini menawarkan biaya transaksi rendah, sehingga cocok untuk blockchain Ethereum yang umumnya memakan biaya gas tinggi.

Immutable X

Immutable X menggunakan zk-Rollup untuk transaksi NFT tanpa biaya gas tinggi. Solusi ini cocok bagi developer yang ingin menciptakan dan mengembangkan NFT secara ramah lingkungan.

Metis

Solusi optimistic rollup untuk mengembangkan dApp (Decentralized Application) dengan biaya rendah dan skalabilitas tinggi. Dengan Metis, meluncurkan aplikasi di blockchain Ethereum jadi lebih cepat dan mudah.

StarkNet

Solusi zk-Rollup untuk meningkatkan skalabilitas Ethereum lewat komputasi di luar chain utama. StarkNet mampu menangani lebih banyak transaksi dalam satu detik, sehingga aplikasi blockchain skala besar bisa berjalan dengan efisien.

Loopring

Loopring adalah contoh layer 2 blockchain yang menggunakan zk-Rollup untuk pembangunan aplikasi DeFi (Decentralized Finance). Solusi layer 2 ini berperan penting dalam mendukung berbagai protokol DeFi, termasuk trading dan pembayaran terdesentralisasi.

Baca Juga: Memahami Layer 2 Blockchain: Solusi Skalabilitas untuk Web3

Manfaat dan Tantangan Layer 2 Blockchain

Manfaat Layer 2 Blockchain

Penerapan layer 2 memberikan banyak manfaat, seperti:

  1. Meningkatkan skalabilitas blockchain
  2. Meningkatkan volume transaksi
  3. Mengurangi biaya transaksi
  4. Meningkatkan fleksibilitas dalam pengembangan aplikasi
  5. Mengurangi beban kerja blockchain utama

Tantangan Layer 2 Blockchain

Di sisi lain, layer 2 blockchain menghadapi beberapa tantangan, seperti:

  1. Risiko keamanan potensial karena transaksi terjadi di luar chain utama
  2. Butuh tenaga komputer yang besar
  3. Beberapa solusi layer 2 punya proses withdrawal yang lambat
  4. Implementasi dan integrasi dengan layer 1 lebih kompleks

Kesimpulan

Layer 1 blockchain jadi landasan utama yang mempertahankan desentralisasi dan keamanan. Namun, layer 2 berperan penting dalam meningkatkan skalabilitas dan efisiensi.

Kebutuhan akan skalabilitas blockchain demi menanggung volume transaksi dan pengguna yang semakin banyak membuat berbagai solusi layer 2 bermunculan. Kedua layer ini bekerja sama untuk membangun ekosistem terdesentralisasi yang aman, transparan, dan cepat.

Blockchain, baik layer 1 maupun layer 2, adalah pondasi penting dalam pembentukan Web3. Pelajari apa itu Web3 di artikel Mengenal Ekosistem Web3 dan Komponennya.