Mengenal Ekosistem Web3 dan Komponennya

Published Date:November 27, 2025Read Time:4 minutes
profile picture

DRX Admin

Mengenal Ekosistem Web3 dan Komponennya

Kalau kamu sering membaca berita teknolog, istilah “Web3” mulai banyak digunakan. Banyak yang bilang inilah masa depan dari internet. Namun, sebenarnya apa itu Web3? Serta apa saja komponen utama Web3?

Web3 adalah istilah untuk ekosistem internet baru yang melibatkan konsep desentralisasi kepemilikan, teknologi blockchain, dan kontrol data di internet. Disebut Web3 karena ini adalah generasi ketiga dari internet, setelah Web1 di tahun 1990-an dan Web2 di pertengahan 2000-an.

Berbeda dengan internet pada umumnya yang dikontrol satu server atau entitas, Web3 memungkinkan tiap pengguna mengontrol data dan berinteraksi dengan satu sama lain secara bebas.

Dalam penerapannya, Web3 dibentuk oleh beberapa komponen utama. Ini dia sejumlah komponen utama Web3 yang perlu kamu ketahui.

Wallet dan Identitas Digital

Di Web1, pengguna internet login ke berbagai aplikasi atau website menggunakan username dan password. Di Web2, teknologi berkembang sehingga kita bisa login menggunakan Google, Facebook, atau media sosial lain. Cara login yang ramak di Web2 ini adalah contoh sentralisasi.

Identitas Digital di Web3

Di Web3, pengguna bisa mengatur identitas digital mareka secara terdesentralisasi. Misalnya dengan menggunakan DecentraLized Identifier (DID).

DID adalah cara identifikasi diri di internet tanpa harus memberikan informasi pribadi ke berbagai situs atau aplikasi berbeda. DID bisa diibaratkan seperti SIM yang cuma bisa digunakan oleh individu pemilik.

Aplikasi dengan teknologi Web3 bisa menggunakan DID untuk memverifikasi identitas pengguna tanpa meminta informasi pribadi seperti nama, tanggal lahir, atau wajah dan sidik jari.

Identity Wallet di Web3

Bagaimana cara menyimpan identitas digital seseorang? Inilah gunanya identity wallet Web3. Dompet identitas Web3 adalah semacam aplikasi yang menyimpan data secara terdesentralisasi dan dikontrol oleh satu indiviidu pemilik, bukan suatu entitas perusahaan seperti Google atau Facebook layaknya di Web2.

Dengan menggunakan DID, dompet identitas bisa menghubungkan pengguna dengan aplikasi dan jasa terdesentralisasi yang ingin dipakai. Dompet identitas ini lebih aman karena tidak terhubung dengan database yang tersentralisasi.

DAO dan DeFi

Karakteristik utama Web3 adalah terdesentralissai. Ini muncul juga dalam DAO dan DeFI yang merupakan beberapa komponen utama Web3.

Decentralized Autonomous Organization (DAO)

Decentralized Autonomous Organization (DAO) atau Organisasi Otonomi Terdesentralisasi adalah sebuah organisasi dalam dunia cryptocurrency. Namun, berbeda dari organisasi lain yang dijalankan oleh manusia, seluruh keputusan dalam DAO dijalankan oleh algoritma komputer.

Kegiatan utama DAO adalah menyalurkan dana pada nasabah. Keputusan tidak diambil oleh satu atau sekelompok manajemen, tetapi oleh kode open source.

Decentralized Finance (DeFi)

Decentralized Finance, atau biasa disingkat DeFi, adalah sebutan bagi aplikasi jasa keuangan aset crypto.

Penggunaannya mirip dengan penyedia jasa keuangan konvensional, misalnya untuk pinjam-meminjam. Hanya saja, mata uang yang digunakan adalah cryptocurrency.

Di dalam DeFi, semua kegiatan keuangan dikendalikan oleh algoritma yang otomatis dan transparan.

NFT dan Metaverse

Pemakaian istilah NFT dan Metaverse cukup membludak di beberapa tahun terakhir. Berikut penjelasan dua komponen utama Web3 ini.

Non-Fungible Token (NFT)

NFT adalah token yang merepresentasikan suatu aset digital. NFT bersifat unik dan tidak bisa ditukarkan dengan aset lain.

Kita sering melihat NFT dkaitkan dengan jual-beli karya seni digital seperti gambar atau musik. Namun, yang dimiliki bukanlah karya seninya, melainkan hak kepemilikan dari karya seni tersebut.

Metaverse

Pada 2021 lalu, Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaannya dari Facebook menjadi Meta. Sejak saat itu, istilah Metaverse marak digunakan.

Secara sederhana, Metaverse adalah penggabungan atau kolaborasi antara dunia fisik dan dunia digital menggunakan berbagai teknologi atau program.

Salah satu komponen utama Web3 ini terdiri atas berbagai dunia virtual yang punya ekosistem dan propertinya sendiri. Metaverse bisa dikunjungi menggunakan teknologi VR (virtual reality).

Governance Token

Ekosistem Web3 yang terdesentralisasi membuat masing-masing pengguna punya lebih banyak kebebasan dalam menentukan jalannya sebuah proyek blockchain. Salah satu cara pengguna memegang kendali adalah dengan governance token.

Governance token adalah aset crypto yang memberi hak pada pemiliknya untuk mengambil keputusan dalam protokol atau proyek blockchain.

Biasanya, token adalah alat transaksi atau trading untuk mendapat keuntungan. Namun, governance token adalah instrumen demokrasi digital dalam ekosistem terdesentralisasi.

Bisa dibilang pemegang governance token mirip pemilik saham di perusahaan tradisional. Ia bisa mengajukan, membahas, dan memilih proposal yang akan menentukan masa depan suatu protokol atau proyek blockchain.

Masa Depan Web3

Ke depannya, Web3 akan terus berkembang. Komponen-komponen utama Web3 akan memungkinkan semua orang untuk terhubung dalam suatu komunitas terdesentralisasi yang transparan.

Keberadaan Web3 menandai mulainya era inovasi yang didorong komunitas. Kesuksesan tidak lagi didorong oleh perusahaan konglomerat raksasa, melainkan komunitas yang saling percaya.

FAQ: Pertanyaan Umum tentang Web3

Apa contoh aplikasi Web3?

Beberapa contoh aplikasi berbasis Web3, antara lain:

  1. Spruce ID: Aplikasi identity wallet untuk mengatur identitas digital secara aman dan terdesentralisasi.
  2. Centrifuge: Platform untuk mengubah aset di dunia nyata seperti invoice dan royalti menjadi token.
  3. Aragon: Alat untuk membangun dan mengelola DAO.

Apa kelebihan Web3 dibandingkan generasi internet sebelumnya?

Keuntungan Web3 dibandingkan Web2, antara lain:

  1. Pengguna punya lebih banyak kendali atas data masing-masing.
  2. Transaksi dan pembuatan keputusan lebih transparan.
  3. Interaksi virtual bisa lebih terpersonalisasi.
  4. Lebih banyak privasi karena semua data terdesentralisasi dan bukannya disimpan oleh sebuah entitas korporat.

Apakah Web3 punya kekurangan?

Ya, sama seperti semua teknologi pada awalnya, Web3 pun punya kekurangan karena ini adalah teknologi yang masih berkembang. Beberapa kekurangan Web3 adalah:

  1. Lebih kompleks dipahami oleh pengguna awam dibandingkan Web2.
  2. Tidak ada pemegang otoritas sentral, sehingga Web3 lebih susah diatur secara hukum.
  3. Teknologi canggih dan terbaru yang digunakan Web3 sulit dijalankan di hardware lawas.

Kesimpulan

Web3 adalah ekosistem internet generasi ketiga yang menekankan pada desentralisasi. Semua orang punya kendali lebih atas data masing-masing. Bahkan, dengan sistem voting seperti governance token, semua orang punya kesempatan berkontribusi dalam proyek-proyek blockchain yang berdampak.

Kalau kamu juga ingin berdampak pada perkembangan komunitas, saatnya bergabung di DRX Community. Lewat aplikasi DRX SportNet yang terintegrasi, kamu akan mendapat imbalan DRX Token jika terlibat dalam komunitas. Saatnya jadi bagian dalam gebrakan inovatif yang menggabungkan dunia olahraga dengan Web3.