Apa Itu DePIN? Teknologi Desentralisasi untuk Infrastruktur Fisik

Published Date:December 31, 2025Read Time:5 menit
profile picture

DRX Admin

Apa Itu DePIN? Teknologi Desentralisasi untuk Infrastruktur Fisik

Selama ini, kita mengenal crypto sebagai mata uang digital yang berkaitan erat dengan dunia keuangan, mulai dari transaksi, trading, sampai investasi jangka panjang.

Namun, crypto kini terintegrasi dengan utilitas dunia nyata melalui DePIN. Dengan DePIN, crypto tidak hanya dipakai untuk pembayaran, tetapi juga untuk menyelesaikan masalah nyata dan menyediakan layanan fisik yang digunakan masyarakat.

Apa itu DePIN dan bagaimana cara kerjanya? Pelajari di artikel berikut.

Ringkasan Singkat:

  1. DePIN (Decentralized Physical Infrastructure Network) adalah model pembangunan infrastruktur fisik yang dikelola secara terdesentralisasi menggunakan blockchain.
  2. DePIN bisa digunakan untuk membangun jaringan nirkabel, penyimpanan data, dan jaringan pemetaan terdesentralisasi.
  3. Individu berkontribusi dengan menyediakan aset atau sumber daya mereka untuk digunakan oleh publik. Lalu, mereka mendapat imbalan berupa token crypto.

Definisi DePIN

Apa itu DePIN?

DePIN adalah singkatan dari Decentralized Physical Infrastructure Network, alias model pembangunan infrastruktur fisik yang dikelola secara terdesentralisasi menggunakan blockchain.

Secara sederhana, DePIN menggunakan blockchain dan token untuk mendorong orang-orang membangun dan membagikan layanan atau sumber daya fisik.

Misalnya, komunitas berkontribusi menyediakan hotspot internet yang bisa digunakan siapa saja, atau ruang penyimpanan data di cloud terdesentralisasi. Sebagai imbalan, kontributor mendapat insentif berupa token crypto.

Baca Juga: Decentralized Finance (DeFi): Pengertian & Cara Kerja

Jenis DePIN

DePIN terbagi jadi dua jenis, yaitu:

  1. Physical Resource Network (PNR): Infrastruktur berbasis lokasi fisik, seperti jaringan IoT atau energi terbarukan.
  2. Digital Resource Network (DNR): Infrastruktur dalam bentuk layanan digital seperti penyimpanan terdesentralisasi di cloud.

Jenis Proyek DePIN

DePIN adalah istilah umum yang mencakup berbagai proyek di mana crypto bertemu dengan teknologi fisik. Proyek DePIN bisa dikategorikan menjadi:

  1. Jaringan Nirkabel Terdesentralisasi: Jaringan untuk peralatan IoT, broadband, dan jaringan seluler yang disediakan komunitas.
  2. Penyimpanan Data Terdesentralisasi: Pengguna bisa menyewakan hard drive mereka untuk menyimpan data orang lain.
  3. Komputasi Terdesentralisasi: Sumber daya komputasi seperti CPU atau GPU digalang secara kolaboratif, sehingga menjalankan aplikasi atau memproses data lebih murah dan aksesibel.
  4. Jaringan Pemetaan dan Sensor: Proyek DePIN membuat data sensor dan peta secara kolektif dengan memanfaatkan kamera dan sensor milik komunitas.
  5. Penyampaian Konten: Di model Content Delivery Network (CDN), komunitas menjalankan node yang menyimpan konten, sehingga lebih mudah disampaikan ke pengguna.
  6. Pembagian Energi dan Sumber Daya: Proyek yang masih berkembang dan memungkinkan pembagian sumber daya fisik seperti listrik.

Cara Kerja DePIN

DePIN bekerja dengan menggabungkan teknologi blockchain dan mekanisme governance terdesentralisasi. Secara umum, begini cara kerja DePIN:

  1. Kontribusi Fisik: Kontributor membagikan sumber daya atau aset fisik, seperti bandwith, energi, atau ruang penyimpanan data.
  2. Infrastruktur:
  3. Blockchain: Memastikan keamanan dan transparansi, mencatat data, memverifikasi kontribusi, dan mengatur pembayaran token.
  4. Smart Contract: Menghitung kontribusi dan memberi imbalan secara otomatis.
  5. Imbalan Token: Kontributor mendapat imbalan token atas kontribusi ke jaringan.
Baca Juga: Apa Itu Blockchain dan Cara Kerjanya? Panduan Lengkap untuk Pemula

Contoh Proyek DePIN

Berikut contoh proyek DePIN yang medorong batasan infastruktur terdesentralisasi di berbagai sektor.

Helium

Helium adalah proyek DePIN dalam bentuk jaringan nirkabel terdesentralisasi di blockchain Solana. Helium menyediakan konektivitas IoT jarak jauh, termasuk sinyal mobile 5G.

Kontributor memasag hotspot Helium yang berperan seperti menara seluler mini atau gerbang IoT. Sebagai imbalan, pemilik hotspot menerima token crypto Helium.

Pipe

Proyek DePIN yang menyediakan jaringan penyampaian konten terdesentralisasi di blockchain Solana. Siapa saja bisa menjalankan node point-of-presence yang menangkap dan menyediakan konten seperti video, unduhan software, dan lain-lain.

Konten ini bisa diakses oleh pengguna di daerah node tersebut. Dengan begitu, waktu loading lebih cepat karena konten dikiirm dari node yang dekat, bukan server pusat yang jauh.

Operator node mendapat token PIPE sebagai imbalan telah menyediakan bandwith dan ruang penyimpanan bagi jaringan.

Decen Space

Proyek DePIN berbasis blockchain Solana yang membangun jaringan stasiun bumi bagi satelit. Ide inti dari proyek ini adalah menghubungkan operator satelit dengan antena di seluruh dunia.

Pemilik stasiun bumi bisa berpartisipasi di jaringan Decen Space. Mereka menyediakan waktu downlink dan uplink antena mereka agar bisa dimanfaatkan operator kapal ruang angkasa, lalu mendapat imbalan token.

Hivemapper

Proyek DePIN ini membangun jaringan pemetaan global terdesentralisasi. Kontributornya adalah pengemudi sehari-hari yang memasang kamera dashboard Hivemapper di mobil mereka, lalu mengambil gambar jalanan selagi mengemudi.

Data yang terkumpul digunakan untuk membentuk peta dunia yang live dan terus diperbarui. Sebagai imbalan, kontributor menerima token HONEY.

Render Network

Render Network adalah proyek DePIN yang menyediakan akses ke kekuatan komputasi. Proyek ini menyediakan platform cloud untuk merancang aplikasi.

Melalui proyek ini, kontributor bisa menyewakan GPU mereka untuk rendering grafis. Sebagai imbalan, mereka mendapat token RNDR.

Kenapa DePIN Populer?

Saat ini, popularitas DePIN semakin meningkat. Banyak yang percaya solusi DePIN akan jadi masa depan infrastruktur dalam skala global. Berikut beberapa alasannya:

  1. Lambang Infrastruktur yang Didorong Komunitas: DePIN berbeda dengan proyek infrastruktur publik pada umumnya yang dikendalikan pemerintah atau satu perusahaan swasta. Proyek DePIN bersifat demokratis dan adil.
  2. Transparansi Blockchain: DePIN menggunakan teknologi blockchain yang transparan, yang berarti meningkatkan kepercayaan pengguna.
  3. Sesuai Kebutuhan Komunitas: Proyek DePIN dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik masyarakat lokal dan nilai-nilai yang dipegang komunitas.

Dengan DePIN, pengguna bisa mendapat keuntungan dari infrastruktur, bukan perusahaan. Sementara itu, dari sudut pandang kontributor, DePIN adalah cara mudah untuk memanfaatkan sumber daya atau aset yang sudah ada untuk mendapat pemasukan pasif.

Kelebihan dan Tantangan DePIN

Kelebihan DePIN

  1. Meningkatkan Keamanan dan Transparansi: Sistem tradisional yang tersentralisasi rentan mengalami serangan siber atau gangguan operasional. DePIN menghapus risiko ini dengan mendistribusikan kendali atas infrastruktur ke berbagai partisipan dalam jaringan.
  2. Meningkaktan Skalabilitas: Di sistem tradisional, pengembangan infrastruktur butuh biaya besar dan persetujuan dari berbagai pihak. Sementara di DePIN, jaringan bisa bertumbuh secara organik seiring bertambahnya partisipan.
  3. Hemat Biaya dan Sumber Daya: DePIN memberi insentif bagi individu untuk menggunakan sumber daya mereka yang tidak terpakai, sehingga tidak butuh investasi besar untuk pengembangan infrastruktur.

Tantangan DePIN

  1. Hambatan Regulasi: DePIN melibatkan infrastruktur penting seperti jaringan nirkabel atau jaringan listrik yang beroperasi lintas negara. Oleh karena itu, DePIN harus mematuhi beragam regulasi yang dirancang untuk sistem tradisional.
  2. Sistem yang Rumit: Dalam integrasi antara teknologi blockchain dengan hardware fisik seperti hotspot, sensor, dan alat penyimpanan, faktor-faktor seperti kondisi hardware, keamanan jaringan, dan interoperabilitas harus dipertimbangkan.
  3. Hambatan Adopsi: Kesuksesan DePIN bergantung pada berapa banyak individu yang mau berkontribusi dengan sumber daya mereka. Namun, ini bisa terhambat oleh modal awal yang tinggi, kemampuan teknis yang rendah, atau keuntungan jangka pendek yang tidak terlihat jelas.

Kesimpulan

DePIN adalah inovasi baru dalam pembangunan infastruktur fisik. Dengan menggabungkan sumber daya dunia nyata dengan teknologi blockchain, DePIN memungkinkan penyediaan layanan yang terdesentralisasi, transparan, dan melibatkan komunitas.

Di Indonesia, DePIN berpotensi diterapkan secara luas. Mulai dari penerapan energi terbarukan, pembangunan transportasi kota, sampai penyediaan jaringan internet di pedesaan, DePIN adalah gerbang menuju pembangunan infrastruktur yang lebih murah dan aksesibel.

Share

DiscordTelegramx-twitter